SATU saat Rasul SAW bersabda kepada para sahabatnya “ Akan datang
suatu masa kepada manusia, yang di dalamnya manusia tidak kuasa lagi
mencari penghidupan melainkan dengan cara maksiat, hingga seseorang
berani berdusta dan bersumpah palsu. Maka apabila masa itu telah datang,
hendaklah kalian berlari.” Seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah,
kemanakah kami harus berlari?” Rasul SAW menjawab, “Berlarilah kepada
Allah dan kepada kitab-Nya dan kepada sunnah Nabi-Nya.” (HR.
Ad-Dailami)
Memakan harta haram baik haram disebabkan zat maupun cara
mendapatkannya, jelas wajib dihindari karena sangat merugikan. Bukan
hanya merugikan orang tapi juga merugikan diri sendiri dan keluarganya.
Kerugian yang menimpa diri sendiri di antaranya adalah: Pertama, doanya
tidak akan dikabulkan, amalnya tidak akan diterima dan diancam jadi
penghuni neraka. Rasul SAW pernah bersabda menceritakan tentang seorang
laki-laki yang melakukan perjalanan panjang, rambutnya acak-acakan,
tubuhnya dipenuhi debu, ketika itu lelaki tersebut berdoa dengan
mengangkat kedua tangannya ke langit dan menyebut nama Allah, ‘wahai
Rabb, wahai Rabb, lalu beliau bersabda (Sedangkan) laki-laki tersebut
mengkonsumsi makanan dan minuman yang tidak halal, pekaiannya pun tidak
halal dan selalu diberi (makanan) yang tidak halal, maka bagaimana
mungkin permohonannya akan dikabulkan oleh Allah.” Ibnu Abbas RA
berkata, “Allah tidak menerima salat seseorang yang dalam perutnya ada
(makanan) yang haram, sampai dia bertaubat kepada Allah dari perbuatan
tersebut.”
Sa’ad bin Waqash pernah minta didoakan Nabi SAW agar doanya
senantiasa terkabul. Nabi SAW bersabda, “ Hai Sa’ad, perbaikilah
makananmu, tentu doamu akan dikabulkan. Demi Zat yang jiwa Muhammad
berada dalam kekuasaan-Nya, sesungguhnya hamba yang memasukkan makanan
haram di dalam mulutnya tidak akan diterima amalnya selama 40 hari. Dan
siapa saja hamba yang dagingnya tumbuh dari barang haram, neraka lebih
utama baginya.” (HR.Thabrani)
Kedua, ia tidak akan dipedulikan Allah, dari pintu yang mana ia akan
dimasukkan ke dalam neraka. Rasul SAW bersabda, “Siapa yang tidak
mempedulikan dari mana ia mendapatkan harta, maka Allah tidak akan
memperdulikan dari pintu yang mana ia akan dimasukkan ke dalam neraka”
(Hadis Ibnu Umar).
Ketiga, ia akan diremehkan setan. Ia diremehkan setan karena
perbuatan memakan harta haram itu sudah cukup memasukkannya ke dalam
neraka dan ibadah yang dilakukannya tidak akan membawa manfaat. Rasul
SAW bersabda, “Sesungguhnya jika ada seseorang yang beribadah, setan
akan berkata kepada kawan-kawannya, ‘Lihatlah dari mana makanannya’,
Jika makanannya berasal dari yang haram, maka setan berkata, ‘Biarkan
dia berpayah–payah dan bersungguh-sungguh (beribadah), sungguh telah
cukup bagi kalian dirinya itu. Sesungguhnya kesungguhan beribadahnya
beserta makan barang haram tidak akan membawa manfaat” (HR. Muslim).
Keempat, Allah enggan memberikan kebahagiaan dan ketenangan hidup
baginya. Ibnu Katsir mengatakan antara lain meskipun (terlihat) secara
lahir hidupnya senang, berpakaian, makan dan bertempat tinggal
sesukanya, akan tetapi hatinya selalu diliputi kegundahan dan keraguan,
karena dirinya jauh dari kebenaran dan petunjuk-Nya. Dengan kalimat lain
orang yang menimbun harta yang haram tidak mungkin merasakan
kebahagiaan dan ketenangan sejati dalam hidupnya, berapa pun banyaknya
harta dan kemewahan dunia yang dimilikinya, bahkan ini justru membawa
penderitaan yang berkepanjangan dalam hidupnya.
Kelima, menyebabkan terhalangnya melakukan amal saleh. Allah SWT
mengisyaratkan eratnya keterkaitan antara mengonsumsi makanan yang halal
dengan semangat beramal saleh. Firman-Nya, “Wahai Rasul, makanlah dari
makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal yang saleh.
Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al Mukminun
(23):51). Ayat ini menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan yang halal
merupakan sebab mendorong manusia untuk beramal saleh dan sebab
diterimanya amal saleh tersebut.
Keenam, merupakan sebab turunnya bencana dan azab Allah kepada
masyarakat. Rasul SAW bersabda, “Apabila perbuatan zina dan riba telah
tampak (tersebar) di suatu desa, maka sungguh mereka telah mengundang
azab (dari) Allah untuk menimpa mereka.” Inilah makna firman Allah SWT,
“Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan karena perbuatan tangan
(maksiat) manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari
akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar” (
Ar-Rum (30 ): 41 ). Wallahu’alam.
Di Post. H.Uti Konsen / Tgl 29 Mei 2016. Jam 6.51 Wib
Sesungguhnya di dalam Surga itu terdapat pintu yang dinamakan Ar-Rayyan. Orang yang berpuasa akan masuk melalui pintu tersebut pada Hari Kiamat kelak. Tidak boleh masuk seorangpun kecuali mereka. Kelak akan ada pengumuman: Di manakah orang yang berpuasa? Mereka lalu berduyun-duyun masuk melalui pintu tersebut. Setelah orang yang terakhir dari mereka telah masuk, pintu tadi ditutup kembali. Tiada lagi orang lain yang akan memasukinya” [Bukhari-Muslim]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar