“Dua rakaat (shalat sunah) Subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.” (HR. Muslim dari Ummul MukmininAisyah Radhiallahu ‘anha)

Istiqomah Lebih Mulia dari Seribu Karomah

Orang-orang yang istiqamah mendapat garansi kehidupan yang nyaman dan damai, dan tegar mengarungi bahtera kehidupan Kiat dalam Istiqamah
TELAH banyak pemuka agama yang memberikan uraian mengenai kiat atau tips jitu dalam membentuk pribadi yang berkarakter, beristiqamah. Seorang di antaranya Drs. Ahmad Yani, ia menulis cara agar kita bisa istiqamah dalam bukunya Be Excellent : Menjadi Pribadi Terpuji. Ada kunci istiqamah : kemauan yang kuat, pembinaan yang intensif, keteladanan yang meyakinkan, dan kerja sama yang solid.
Pertama, kemauan yang kuat. Harus ada niat tulus dan kemauan keras untuk ‘memaksa’ diri kita agar tetap lurus, berpendirian kokoh, tidak mudah goyah dan goyang. Kemauan itu harus lahir dari diri kita sendiri. Kemauan yang kuat berawal dari membiasakan melakukan kebaikan, meski ringan dan sedikit.
Kedua, pembinaan yang intensif. Setelah ada pembiasaan dan ‘pemaksaan’ dari dalam diri kita, berikutnya adalah memelihara pembiasaan amal-amal yang meski kecil dan ringan dengan merawatnya. Caranya dengan lewat jalur ilmu yang bersumber dari tempat-tempat yang menanamkan pendidikan, mengenalkan Allah dan Rasul-Nya, secara berkesinambungan.
Ketiga, keteladanan yang meyakinkan. Ini berarti, para tokoh agama dan masyarakat dituntut untuk menjadi contoh bagi umat. Umat butuh guru yang bisa ditiru. Usaha umat untuk istiqamah sangat membutuhkan teladan dari para ulama sebagai pewaris nabi. Selain itu, kunci istiqamah ketiga ini bisa pula berarti, bahwa seseorang yang ingin beristiqamah hendaknya selalu merapat kepada para ulama.
Keempat, kerja sama yang solid. Istiqamah butuh dukungan semua pihak, semua komponen umat, persaudaraan yang tulus, yang saling mendukung, membantu, member motivasi. Kesalahan dalam berbuat sesuatu bukan berarti akhir segalanya. Masih ada hari esok untuk memperbaiki keadaan. Maka dengan soliditas yang kuat, satu sama lain akan saling mengingatkan kealpaan. Dengan begitu, istiqamah dalam berbuat akan terus terbiasakan dalam hidup sehari-hari.
Buah Istiqamah
Salah satu manfaat dan buah dari sikap istiqamah, dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam Syarh Matn Al-Arba`iin Al-Nawawiyyah, berdasarkan surah Fusshilat ayat 30. Kata beliau, bahwa makna bunyi ayat “Inna al-ladziina qaaluu rabbunal-Lah tsummas-Taqaamuu, Tatanazzalu `alaihimul-Malaaikah,” adalah Allah akan menurunkan para malaikat-Nya guna membawa kabar gembira kepada orang-orang yang istiqamah.
Apa pesan tersebut? Kata Imam Nawawi, pesan itu adalah kelanjutan dari ayat di atas. Yaitu firman Allah Subhanahu Wata’ala, “La Takhaafuu wa Laa Tahzanuu Wa Absyiruu bil-Jannatil-Lati kuntum Tuu`aduun,” (Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu).
Dalam tafsir, lanjut Imam Nawawi, ketika orang-orang yang istiqamah itu diberi kabar gembira dengan melenggang ke surga, mereka bertanya, “Lalu, bagaimana dengan keadaan anak-anak kami? Apa yang akan mereka makan sepeninggal kami?”
Allah menjawab pertanyaan mereka dengan berfirman,
نَحْنُ أَوْلِيَاؤُكُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الْآخِرَةِ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَشْتَهِي أَنفُسُكُمْ وَلَكُمْ فِيهَا مَا تَدَّعُونَ
“Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat.” (QS. Fusshilat : 31)
Buah Istiqomah
Lewat penjelasan di atas, kita bisa mengambil pesan penting mengenai buah dari sikap istiqamah;
Pertama, orang yang istiqamah akan mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah, ditandai dengan turunnya malaikat untuk membawa kabar gembira.
Kedua, orang-orang yang istiqamah akan mendapat garansi kehidupan yang nyaman dan damai, jauh dari duka lara, dan tegar dalam mengarungi bahtera kehidupan dunia yang hanya sementara ini.
Ketiga, orang yang istiqamah akan mendapatkan kesempatan mulus masuk ke dalam surga Allah.
Keempat, manfaat lainnya dari orang yang beristiqamah ialah jaminan kebahagiaan yang tidak saja berlaku kepada pelaku istiqamah bahkan keturunanya mendapatkan hal yang serupa berkat keistiqamahan orangtuanya.
Kesimpulannya, istiqamah tidak saja berlaku pada tataran ubudiyah semata. Istiqamah berlaku dalam konteks akidah, syariah, akhlak, ilmu, dan perjuangan di jalan Allah.
Oleh karena itu, kita harus bersikap istiqamah dalam iman dan keyakinan, istiqamah dalam syariah dengan selalu mendukung tegak hidupnya syariat di tengah-tengah umat dengan diawali dari keluarga kita sendiri, istiqamah dalam akhlak dengan menjadikan akhlak sebagai salah satu ujung tombak menyampaikan dakwah, istiqamah di ranah ilmu dengan mengkaji ilmu Allah yang terbentang luas, dan istiqamah dalam membela tiap inci ajaran Allah, bangga dengan agama Islam, serta benci kepada setiap kekufuran.
Cara istiqamah seperti di atas adalah dengan membangun kesadaran dari tiap pribadi yang didahului niat dan kemauan kuat untuk istiqamah. Setelahnya, diadakan pembinaan secara intensif, dan saling mendukung di antara sesama umat Islam.
Pada akhirnya, kita tidak lupa pula untuk berdoa kepada Allah agar berkenan memberikan sikap istiqamah dengan doa yang dipanjatkan oleh Imam Hasan Al-Bashri, dimana jika beliau selesai membaca surat Fusshilat ayat 30 tersebut, beliau berdoa, “Allaahumma Anta Rabbunaa, 

Di Post : H.UTI KONSEN / Tanggal 4 Juni 2016 // Jam 8.15 Wib

Mesjid Silaturahim Kinjil Pesisir

Subuh keliling mesjid Silaturahim Kinjil Pesisir Kultum 15 menit ust.Drs.H.Abdul Hakim , kegiatan dibulan ramadhan, meningkatkan amal ibadah puasa ramadhan, tarawih, kadarus al-qur,an, zikir, solat malam, iktiqab, zakat fitrah dan zakat mal.











Mesjid AL-MURTHADA

Subuh Keliling di Mesjid Al-Murthada Kel. Sampit Ketapang, usai kultum 15 menit, dilanjutkan silaturahmi dan menikmati kopi pagi dan wadai, nikmat dan berkah , makan berjamaah.
Kamis, 2 Juni 2016







KEAGUNGAN SALAT TAHAJUD




    Diantara keistimewaan dan keutamaan salat tahajjud ,hanya salat sunnah ini yang dicantumkan Allah swt dalam Al Quran : Ath-Thur : 49 ; Thaha 130 ;Az-Zumar 9 ; Al Furqan 64-65 ; Ali Imran 113 ; Al Insan 26 ; Az Zariyat 15-19 ; Qaf 40 : Al Isra 79 dan Al Muzammil 6.
     Salat Tahajjud, merupakan ibadah mahdah yang pertama kali diperintahkan oleh Allah swt kepada Nabi Muhammad saw sebelum diperintahkan ibadah yang lain.
     Salat Tahajjud, merupakan ibadah yang bernilai tinggi. Rasulullah saw bersabda “ Dua rakaat yang dilakukan oleh seorang hamba dipertengahan malam yang akhir itu jauh lebih baik dari dunia dan isinya. Seandainya tidak akan menyusahkan umatku, niscaya akan saya fardhukan salat dua rakaat ( tahajjud ) atas  mereka “( Ihya Ulumuddin – Al Ghazali )
     Salat Tahajjud, salah satu sarana untuk menjadi hamba yang bertaqwa. Allah swt berfirman “ Mereka sedikit sekali tidur di waktu malam, dan di akhir malam mereka memohon ampunan Allah “( Adz-Dzariya 17-18 ) Diantara ciri orang yang bertaqwa “ Setiap kali mereka ingin tidur dan berbaring, rindu berduaan dengan Allah swt .,melarang mereka tidur.”
     Ahli Tahajjud dijanjikan Allah swt masuk surga. Ibnu Mas’ud menyebutkan dalam kitab Taurat “ Tertulis dalam Taurat, Allah menjanjikan sesuatu kepada orang-orang yang menyempatkan beribadah malam, berupa sesuatu yang belum pernah dilihat mata, belum pernah didengar telinga, dan belum pernah terlintas di hati siapapun, bahkan malaikat pun tidak mengetahui, tidak juga para Nabi yang di utus. Kemudian kami membaca Al Quran ‘ Tidak seorang pun yang mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka ( berbagai kenikmatan ) yang menyejukkan pandangan mata sebagai imbalan perbuatan mereka ‘ ( As-Sajdah (32 ) : 17 ) “ ( HR.Al Hakim ).
     Allah swt akan menempatkan ahli Tahajjud pada tempat yang terpuji. Allah swt berfirman “ Pada sebagian malam hendaklah engkau bangun untuk bertahajjud, sebagai amalan nafilah bagimu, mudah – mudahan Allah mengangkatmu ketempat yang terpuji “( Al Isra 79 ) Karena itu mengapa ahli tahajjud zaman dahulu tidak tertarik dengan tawaran jabatan – jabatan apa pun di dunia ?’ Jawabannya “Karena Allah, sebagai Penguasa Yang Menguasai alam semesta ini telah menjanjikan kepada Ahli Tahajjud akan memberikan jabatan / kedudukan yang tidak dapat disamakan dengan jabatan di dunia”. Dharar bin Dhamrah Al Kanani bercerita tentang Ali bin Abi Thalib ra kepada Muawiyah bin Abi Sufyan “ Ia menjauhi dunia beserta gemerlapannya. Ia merindukan malam dan kegelapannya.” Diantara ciri kekasih Allah “ Hanya ingin terkenal di langit dan tidak ingin terkenal dibumi.”. Disinilah peran tahajjud untuk melatih keihlasan. Belum pernah terdengar ulama-ulama akhirat di demo masyarakat atau pengikutnya. Malah mereka dihormati dan dijadikan panutan. 
     Kalau kita ingin mengungkap, mengangkat keutamaan dan keistimewaan salat Tahajjud, ibarat kita menyelam kedasar samudera yang teramat dalam, makin kedasar semakin indah dan banyak mutiara termahal yang tersimpan disana.  Wallahu’alam.

Di Post : H.Uti Konsen / Tgl 2 Juni 2016 / Jam 7.26 Wib

Menikmati kopi pagi dan snack

subuh keliling di mesjid Al-ikhlas Ketapang, selesai kultum 15 menit, silaturahmi sambil menikmati kopi pagi dan snack, rabu, 1 Juni 2016




MESJID AL-IKHLAS KETAPANG

SUBUH KELILING   DI MESJID AL-IKHLAS KETAPANG, KULTUM 15 MENIT KH.HADIRI PIMPINAN PONDOK PESANTREN NUR ILAHI, materi : perbanyak amal ibadah, melalui madrasah suling kita tingkatkan solat tahajud, solat dhuha, baca alqur'an, sedekah (beri makan), tebarkan salam, silaturahmi, solat farhdu diawal waktu, berjamaah di mesjid.












CIRI PENGHUNI SORGA, SEDIKIT TIDUR DIWAKTU MALAM



     Di Dalam kitab Mukhtashar Qiyamul Lail oleh Maqrizi tertulis “Allah SWT memiliki hamba-hamba yang tidak suka tidur,karena takut mati sedang tidur.” Dalam kitab Al Hilyah Abu Nu’aim ditulis antara lain “ Jika mata dibiasakan senang tidur, maka ia akan terbiasa senang tidur. Jika mata dibiasakan tidak senang tidur, maka ia akan terbiasa tidak senang tidur.” Hamba Allah yang paling dicintai Allah, adalah para penjaga matahari dan bulan ( mereka adalah orang – orang yang setia melakukan qiyamul lail ).” Demikian dikatakan oleh sahabat Abu Darda’ yang ditulis Imam Ahmad dakan kitab Az-Zuhud.
     Salman Al Farisi, salah seorang sahabat dekat Nabi saw berkata “ Seandainya jika di malam hari, ada orang yang menikam musuh Islam ( dalam jihad ), maka sungguh yang bangun mengerjakan salat di malam hari, lebih baik daripada orang yang berjihad tadi “ ( Abu Nu’aim dalam Hilyah ). Hasan Al Bashri berkilah “ Tidak ada amalan yang lebih utama setelah jihad, selain Qiyamul Lail “ ( Az-Zuhud , oleh Imam Ahmad )
     Dari Uqbah bin Amir, bahwa Nabi saw bersabda “ Segolongan orang dari umatku bangun di malam hari, memaksa dirinya untuk berwudhu, padahal ia telah diikat dengan beberapa simpul tali. Ketika ia membasuh tangannya, terlepaslah satu di antara ikatannya. Ketika membasuh kakinya terlepas lagi satu ikatan. Ketika mengusap kepalanya terlepas pula satu ikatan. Ketika membasuh dua kakinya, terlepas lagi satu ikatan. Kemudian Allah swt berfirman kepada yang berada di belakang hijab ( yakni para malaikat ). Pandanglah oleh kalian kepada  hamba-hamba-Ku. Ia telah memaksa dirinya lalu bermohon kepada-Ku. Apa yang dimohonkan oleh hamba-Ku, tentu akan Aku kabulkan baginya.”( HR.Ahmad – Ibnu Hibban )
     Muhammad al Munkadir bertutur “ Aku paksa diriku untuk melakukan qiyamul lail selama 40 tahun, sehingga aku terbiasa melakukannya “ ( Sifatus Shafwah ). Khalifah Umar bin Abdul Aziz berkata  Amal yang paling utama adalah apabila dilakukan dengan memaksa diri “. Juga Ibrahim bin Adhan menerangkan “ Amal yang paling utama dalam pertimbangan akhirat adalah yang paling berat dilakukan oleh tubuh. Orang yang mengamalkannya ia akan mendapatkan pahala. Orang yang tidak mengamalkannya ia akan pergi dari dunia ke kampung akhirat tanpa bekal, sedikit atau banyak.
     Imam Ahmad selalu mengucapkan kata –kata untuk dirinya “ Wahai jiwaku, segeralah bangun melaksanakan ketaatan , jika engkau terus tidur, engkau akan menyesali diri “ ( Manaqib Imam Ahmad ). Terkait ini Penulis Scotkandia Samuel Smills menulis ” Mulailah menanam gagasan, maka kamu akan memetik tindakan. Kemudian tanamlah tindakan, maka kamu akan memetik kebiasaan. Selanjutnya  tanamlah kebiasaan, maka kamu akan memetik watak. Dan tanamlah watak,maka kamu nakan memetik nasib
     Ada satu anugerah besar bagi hamba-Nya yang hadir di mahsyar waktu itu, yaitu hadiah qiyamul lail yang pernah diamalkan ketika hidup di dunia. Hamba yang selalu ber qiyamullail akan mendapatkan keringanan dari Allah. Swt. selama ia berdiri di panasnya mahsyar. Keringanan itu sesuai dengan lamanya berdiri ketika  ber qiyamul lail. “ Dan pada sebagian malam, sujudlah dan bertasbihlah kepada-Nya yang panjang ( lama ) di malam hari. Sesungguhnya mereka ( orang kafir ) itu lebih menyukai kehidupan dunia, mereka tidak memperdulikan akan hari yang berat ( kiamat “ ( Al Insan : 26-27 ). Wallahu’alam

Di Post : Hendra / Tanggal 31 Mei 2016 / Jam 14.23 Wib